Sebagai Kota Budaya, Jogja menjadi rumah bagi berbagai komunitas, tentu saja termasuk komunitas yang bergerak di bidang seni. Nalitari adalah salah satu komunitas seni yang tumbuh dan berkembang di Jogja. Berbeda dengan komunitas tari pada umumnya, Nalitari mengangkat konsep tari inklusif. Konsep tari inklusif bermakna bahwa Nalitari memberikan ruang dan kesempatan bagi semua orang untuk menari, baik dari kalangan penari profesional, siswa sekolah, mahasiswa, pekerja, sampai penyandang disabilitas.
Sejak didirikan tahun 2013, beberapa orang sempat menyampaikan pertanyaan dan pernyataan tentang kenapa komunitas Nalitari hanya ada di Jogja. Alasan sederhana yang digunakan untuk menanggapi pernyataan tersebut tentu saja karena mayoritas anggota Nalitari berdomisili di Jogja.
Namun di samping alasan praktis tersebut, komunitas Nalitari berdiri dan mampu terus eksis sebagai komunitas tari inklusif karena dibentuk berdasarkan semangat dan nilai-nilai yang telah melekat serta dijunjung di Jogja. Dalam perjalanannya, nilai-nilai tersebut juga menjadi panduan komunitas untuk terus berkarya.
Semangat dan nilai-nilai di Jogja apa saja sih yang mampu mendukung Komunitas Nalitari tumbuh dan berkembang? Berikut uraiannya! Siapa tahu kamu bisa mengaplikasikannya untuk komunitas atau organisasimu.
- Pluralisme.

Miniatur Indonesia, itulah sebutan bagi Jogja. Di kota ini, kamu dapat bertemu dengan orang-orang dari seluruh penjuru Indonesia. Bahkan, kamu dapat bertemu dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia!
Semangat pluralisme ini juga diaplikasikan di Komunitas Nalitari dimana komunitas ini beranggotakan orang-orang yang memiliki aneka ragam latar belakang. Komunitas Nalitari membuka diri bagi semua orang sehingga kini anggotanya sangat beragam, mulai dari anak berumur lima tahun yang baru mulai menari, penyandang disabilitas seperti Down Syndrome dan tuna rungu, dan ada juga penari profesional.
- Toleransi.

Sebagai kota multikultur yang dihuni masyarakat dari aneka ragam budaya serta agama, interaksi lintas latar belakang bukanlah hal yang asing di Jogja. Orang-orangnya pun menjadi lebih terbuka dan toleran. Perbedaan tidak dilihat sebagai ancaman namun sebagai unsur penting dalam membangun masyarakat yang harmonis.
Nalitari juga belajar dari toleransi yang kental ditemukan di Jogja loh! Nalitari menyadari masing-masing anggota memiliki kebutuhan tersendiri dalam menari. Oleh sebab itu, koreografi yang dibuat bersifat improvisasi sehingga setiap anggota dapat menyesuaikan dengan keadaan masing-masing. Perbedaan ini juga justru dimanfaatkan untuk merajut gerakan koreografi yang artistik. Ditambah lagi, kamu tidak akan dicemooh saat menari karena semua anggota menghargai perbedaan satu sama lain.
- Kreativitas.

Kebebasan berekspresi cukup dijunjung di Jogja. Oleh sebab itu, banyak hal-hal baru serta ide-ide segar yang inovatif serta kreatif muncul di Jogja.
Didukung semangat kreativitas yang kental ini, ide mengenai inklusivitas dalam tari yang diaplikasikan Nalitari pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Orang-orang yang tadinya merasa atau dicap tidak bisa menari pun tidak enggan untuk bergabung dan menari bersama Nalitari.
Itulah semangat dan nilai-nilai yang dijunjung di Jogja yang menjadi landasan Nalitari dalam tumbuh dan berkembang sebagai komunitas inklusif. Dengan semangat dan nilai-nilai ini, Nalitari ingin menjadi seperti Jogja yakni kaya akan pluralisme, toleransi, serta kreativitas. Selain itu, Nalitari mengaplikasikan nilai-nilai Jogja untuk mampu menjadi cerminan kecil Indonesia karena menjadi Jogja menjadi Indonesia pula.
Nah, bagaimana dengan komunitas atau organisasi kamu? Apakah semangat serta nilai-nilai yang kental di Jogja juga menjadi inspirasi serta landasan dalam bergerak? Bagikan ceritamu juga yuk!
#MenjadiJogjaMenjadiIndonesia