TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – “Semua Orang Bisa Menari” adalah sebuah filosofi sederhana Komunitas Nalitari, sebuah komunitas tari inklusi yang berbasis di Yogyakarta.
Sebagai salah satu program tahunan, Komunitas ini akan menyelenggarakan pentas mandiri bertajuk “Panca Kandha – Part One.” Pementasan yang digelar Kamis, 12 Oktober 2017 mulai pukul 18.30 WIB ini bertempat di Auditorium IFI Lembaga Indonesia Perancis, Jln Sagan No 3 Yogyakarta.
Berbasis pada konsep tarian inklusifitas, Komunitas Nalitari hadir di tengah masyarakat, menjadi media komunikasi dan ruang pembelajaran bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Komunitas ini selalu mempresentasikan isu kesetaraan melalui tarian kepada khalayak luas.
Komunitas ini terbentuk setelah terselenggaranya workshop tari DanceAbility oleh Alito Allesi di American Corner, Universitas Gadjah Mada pada April 2013 lalu. DanceAbility sendiri adalah suatu metode tarian yang diciptakan pada tahun 1987 oleh Alito Alessi, seorang penari Amerika yang telah 30 tahun berkecimpung di dunia tari. DanceAbility menggunakan metode tari improvisasi untuk mengekspresikan nilai-nilai artistik dan sanggup menyatukan gerakan-gerakan eksplorasi antara orang-orang dengan dan tanpa kebutuhan khusus.
Selaras dengan konsep inklusifitas yang diusung, maka komunitas ini terdiri dari orang-orang dari latar belakang yang beragam.Sebut saja, penari profesional, pendidik, mahasiswa, seniman maupun orang-orang yang belum pernah bersentuhan dengan dunia tari sebelumnya.
Sampai dengan saat ini, Komunitas Nalitari telah menjadi media komunikasi dan ruang pembelajaran bagi orang-orang yang terlibat didalamnya untuk mengeksplorasi gerak artistik secara bersama-sama dan selanjutnya membangun komunitas yang inklusif, komunitas tanpa segregasi.
Pergerakan Komunitas Nalitari untuk mengkampanyekan pentingnya komunitas non diskriminatif dilakukan melalui berbagai cara seperti workshop kepada mahasiswa dan masyarakat umum serta melakukan presentasi di beberapa event di Yogyakarta.
Menurut General Manager Tiara Brahmarani, visi dan misi Komunitas Nalitari adalah menjadi suatu komunitas yang memelihara kebebasan dalam bereksplorasi dan berekspresi, menghormati perbedaan dan keragaman, serta menumbuhkan keberagaman budaya.
“Visi kami adalah mengajak orang dari berbagai latar belakang berbeda serta kemampuan yang beragam untuk mengalami kebersamaan dalam tari dan gerakan. Kami percaya bahwa berkreasi secara inklusif sebagai suatu komunitas akan memerkaya karya yang kami ciptakan, dimana kami dapat menemukan cara-cara baru dalam memandang dan mengekspresikan bentuk-bentuk tari. Kami juga ingin mengajak orang-orang untuk menilik kembali keyakinan dan konsepsi mereka tentang apa itu tari dan siapa saja yang dapat menari,” jelasnya, Selasa (10/10/2017).(TRIBUNJOGJA.COM)